Senin, 28 April 2014

Kewenangan Bidan Menurut IBI


Wewenang bidan menurut IBI:
  1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil / bersalin, nifas dan bayi baru lahir ( 0 – 28 hari ) agar penanganan atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu
  2. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan bidan harus :
    1. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
    2. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukannya
    3. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
    4. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan yang diberikan ibu dan bayi atau janin
  3. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah termasuk remaja puteri, pra hamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan ( periode interval )

Sabtu, 26 April 2014

Tentang Tes Kehamilan Imunologik


Tes Kehamilan Imunologik
1. Tujuan
Untuk mengetahui kehamilan dengan menggunakan tes serologi.
2. Prinsip Pemeriksaan
Reaksi hambatan aglutinasi (agglutinasi-inhibisi) antara hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam urin dalam urin selama proses kehamilan berlangsung dengan lateks yang secara kimiawi diikatkan dengan HCG dan diaglutinasi oleh antibodi HCG.
Dengan adanya HCG bebas dalam urin maka antibodi akan dinetralkan sehingga tidak terjadi penggumpalan.
3. Alat yang Diperlukan
a. Kaca objek
b. Pipet
c. Pengaduk (umumnya dilengkapi di dalam kemasan reagens kit)
4. Reagen
a. Anti HCG serum
b. HCG-lateks (antigen)
(tergantung dari masing-masing pabrik).
5. Cara Pemeriksaan
1. 1 tetes urin segar ditambah 1 tetes anti serum pada lingkaran plat kaca, kemudian aduklah secara merata dengan pengaduk.
2. Tambahkan 1 tetes antigen, aduk dan ratakan ke seluruh permukaan lingkaran plat kaca.
3. Goyangkan plat kaca secara perlahan-lahan selama 2 menit searah perputaran jarum jam dan jagalah agar larutan tersebut masih tetap berada dalam perbatasan garis lingkaran.
4. Baca langsung hasilnya.
6. Pelaporan
a. Positif        : Bila tidak terjadi aglutinasi (tidak terjadi penggumpalan).
b. Negatif      : Bila terjadi aglutinasi (gumpalan).


Jumat, 25 April 2014

STANDAR PERSYARATAN DAN PENAMPILAN MINIMAL KEBIDANAN



1.      Standar
       Menurut ISO Standar adalah kesepakatan – kesepakatan yang telah didokumentasikan yang didalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi – spesifikasi teknis atau kriteria – kriteria yang akurat yang gunakan sebagai peraturan petunjuk atau definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Menurut KBBI standar  adalah pembakuan atau ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Standar juga bisa diartikan sebagai pedoman, patokan atau tolak ukur yang ditetapkan.
       Dalam program penjaminan mutu, semua kegiatan harus mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya agar mutu tetap terjamin. Sedangkan untuk memandu para pelaksana program agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan dalam penjaminan mutu maka disusunlah protokol. Protokol  adalah suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman oleh para pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Makin dipatuhi protokol tersebut, makin tercapai standar yang telah ditetapkan.
Secara umum standar  mutu pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.         Standar Persyaratan Minimal
Standar persyaratan minimal adalah keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar persyaratan minimal terdiri dari :

Kamis, 24 April 2014

Dampak Asap Rokok bagi Ibu Hamil


Rokok, sesuatu yang sudah tidak asing lagi terdengar oleh telinga kita. Sering kita jumpai para masyarakat mulai dari remaja, dewasa, tua bahkan beberapa anak pun pernah mencicipi sesuatu yang mengandung banyak racun tersebut. Menurut penelitian Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington di Amerika Serikat yang mengkaji tingkat perokok dari tahun 1980-2012 berdasarkan data dari 187 negara. Timor Leste dan Indonesia menduduki peringkat pertama dan kedua dalam soal banyaknya jumlah perokok. Di Timor Leste, 61 persen penduduk merokok, sementara di Indonesia, porsinya adalah 57 persen.

Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa setengah dari masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran untuk menghindari menghisap rokok tersebut. Biasanya kebanyakan perokok tersebut dari kalangan pria. Walaupun para wanita khususnya ibu hamil jarang yang merokok, tapi mereka ikut terkena dampaknya karena menghirup asap rokok. Mereka yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok ini disebut Perokok Pasif.

Bagi perokok pasif khususnya untuk ibu hamil, asap rokok sangat berbahaya untuk kesehatan tubuhnya sendiri dan bayi yang dikandungnya. Dalam studi yang dilaporkan pada American Association for Cancer Research di Washington menuturkan bahwa senyawa yang masuk tersebut bisa menyebabkan kerusakan genetik yang nantinya bisa menjadi awal bagi penyakit leukimia atau kanker lain. Selain itu, Peneliti dari University of Louisville menganalisis bahwa ada 3 karsinogen (senyawa pemicu kanker) dari tembakau yang bisa masuk ke dalam tubuh ibu dan bayinya yaitu benzo(a)pyrene, 4-aminobiphenil dan akrilonitril.

Waktu yang Tepat Pemberian MP-ASI

Buah hati sehat adalah dambaan bagi semua ibu. Tak heran bagi ibu-ibu yang rela membuatkan makanan bagi bayinya. Terkadang bayi yang masih berumur kurang dari 6 bulan sudah diberikan makanan tambahan, seperti bubur, pisang, nasi tim, dll. Padahal bayi kurang dari  Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi atau anak 6-24bulan. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, semakin meningkat umur bayi atau anak, kebutuhan zat gizi semakin bertambah karena proses tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.

Makanan tambahan diberikan setelah masa ASI eksklusif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi, yang tidak lagi terpenuhi dari ASI saja. Di masa penyapihan ini bayi akan mendapatkan ASI, buah, biscuit bayi, bubur bayi dan lebih lanjut akan mendapat nasi tim. Prinsip pemberian makanan pada bayi usia 0 sampai 6 bulan hingga 1 tahun adalah peralihan bertahap dari hanya ASI hingga mencapai pola makan dewasa. Perubahan terjadi di dalam hal tekstur (halus hingga kasar), konsistensi (lunak hingga padat), porsi dan frekuensinya sesuai dengan kemampuan dan perkembangan bayi. Tahapan pemberian makanan pendamping ASI yang ideal adalah mulai usia 6 bulan.